OURINDONESIA.COM - Diluncurkan pada Rabu (22/03/2023) di Selandia Baru, kampanye "Love Better" akan menerima US$4 juta (Rp60,7 miliar) dari Kementerian Sosial selama tiga tahun untuk membantu kaum muda pulih dari putus cinta. dan meminimalkan dampaknya.
Kampanye ini memiliki tagline "Memiliki perasaan" dalam kampanye tersebut menyertakan nomor telepon, SMS, atau email khusus untuk kaum muda yang terkena dampak perpisahan mereka oleh Youthline.
Kementerian Kehakiman Selandia Baru mengatakan polisi menerima 9.723 laporan pelecehan seksual pada tahun 2020, sekitar setengahnya berusia di bawah 18 tahun pada saat kejadian.
Baca Juga: Antonio Conte Merasa Kecewa Dengan Tottenham, Merasa Lega Sekarang Setelah Dia Pergi
Priyanca Radhakrishnan selaku Menteri sosial tersebut memiliki tujuan agar kaum muda bisa melewati masa sulitnya setelah putus cinta.
“Lebih dari 1.200 anak muda memberi tahu kami bahwa mereka membutuhkan dukungan untuk mengatasi cinta dan patah hati dini, mengidentifikasi perpisahan sebagai tantangan umum. Kita tahu putus cinta itu menyakitkan. Kami ingin mendukung kaum muda untuk mengatasi rasa sakit ini dan mengetahui bahwa ada jalan keluar lain tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain.” kata Priyanca, mengutip siaran pers di situs resmi pemerintah Selandia Baru, Selasa (28/3/2023).
Lebih lanjut Priyanca mengungkapkan bahwa Love Better bisa menjadi wadah bagi remaja untuk merasakan emosi apa adanya.
Baca Juga: FIFA Resmi Batalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2023, Siapa Yang Harus Disalahkan?
Dari sana, mereka dapat membagikan kisah nyata mereka sendiri untuk membantu anak muda lainnya mengalami pengalaman serupa.
“Ini adalah cara nyata untuk menginspirasi orang lain untuk membangun kekuatan, harga diri, dan ketahanan mereka sendiri,” kata Priyanca.
Menurut Priyanca, hal ini tidak pernah terjadi di pemerintahan mana pun.
Baca Juga: Tiba di PN Jaksel, Agnes Jalani Sidang Perdana Penganiayaan David
Maka menjadi gagasan pemerintah Selandia Baru untuk memutus mata rantai masalah terkait cinta di masa depan.
"Pendekatan ini belum pernah dicoba oleh pemerintah mana pun di dunia. Selandia Baru memiliki statistik yang memalukan tentang kekerasan domestik dan kekerasan berbasis gender dan kami membutuhkan pendekatan inovatif untuk memutus siklus tersebut," kata Priyanca.
Artikel Terkait
Warga Bersaksi Eks Ketua KY Ditemukan Sudah Berlumuran Darah Atas Insiden Pembacokan
Waspada ! WHO Peringatkan Resiko Penyebaran Virus Marburg, Tingkat Kematian Capai 90 %
Yenni Wahid Usulkan Solusi Apabila Indonesia Izinkan Israel Ikuti Piala Piala Dunia U20
Tiba di PN Jaksel, Agnes Jalani Sidang Perdana Penganiayaan David
Profil Biodata Mantan Ketua KY Yang Dibacok Orang Tak Dikenal